Amazing Gags

LightBlog

Breaking

LightBlog

Wednesday, February 17, 2016

Perahu Kertas Merah Muda - Bagian 1


Setelah perjalanan yang begitu melelahkan, akhirnya Toni tiba di kampung halamannya. Kurang lebih selama 4 jam ia menggeber motor sport kesayangannya tanpa singgah bahkan untuk sekedar ngopi. Yang ada dipikirannya hanyalah bagaimana secepat mungkin tiba di rumah karena rasa kangen ayah, bunda, dan kakak tercintanya yang sudah lama ia tinggalkan demi studinya.

Beberapa tahun terakhir ini, Toni memang sangat jarang bisa pulang dan berkumpul bersama keluarganya. Memang pada semester akhir perkuliahan begitu banyak tugas dari kampus yang harus diselesaikan. Konsultasi, riset, skripsi, dan kesibukan-kesibukan lain yang telah banyak menyita waktunya. Tapi itu semua sudah berakhir. Kini Toni resmi menjadi seorang sarjana yang ahli dalam bidang pertanian seperti yang diinginkan kedua orang tuanya.
 
"Assalamu'alaikum!" teriak Toni sambil menyeret motornya masuk ke halaman rumah.
 
Tidak ada yang menyahut salamnya. Setelah memarkir si keren, nama motor kesayangannya, ia ingin masuk tapi ternyata pintu rumahnya dikunci. Ia pun mengetuk pintu.
 
"Kaaaak! Bundaaaa!" teriaknya memanggil-manggil.
 "Sebentar!" terdengar suara seseorang dari dalam rumah.
 
Pintu terbuka.
 
"Oh ternyata kamu!" ucap Toni kaget.
"Toni!" Bunga tidak kalah kagetnya.
"Kenapa kamu di sini?"
"Katanya kamu pulang hari ini jadi aku nungguin kamu."
"Memangnya aku suamimu pake ditungguin segala," ucap Toni sambil menjulurkan lidahnya.
"Kalau iya kenapa?" Bunga membalas menjulurkan lidahnya.
"Sebagai isteri yang baik, bawain nih tas aku," ucap Toni menggoda.
"Okey, sayang. Sini aku bawain tasnya," ucap Bunga seraya meraih tas dari tangan Toni.
"Eh ngga usah, aku bisa bawa sendiri."
 
Toni tampak salah tingkah. Ia sama sekali tidak menyangka Bunga akan meladeninya sejauh itu.
 
"Kok kamu salah tingkah gitu," Bunga balas menggoda.
Beberapa saat Toni berpikir. Dan ia punya sebuah ide konyol.   
"Habisnya aku ....," Toni tidak melanjutkan perkataannya.
"Habisnya apa? Jangan bikin aku penasaran deh!"
"Aku ....," lagi-lagi Toni tidak melanjutkan perkataannya.
"Iyaaaa kamu kenapa?" Bunga tampak semakin penasaran.
"Aku suka kamu, Bunga," ucap Toni pelan.
Bunga tak lagi mengoceh. Ia diam dan wajahnya memerah tersipu malu.
"Tapi ....," ucap Toni lagi. 
"Tapi apa?" wajah Bunga semakin memerah.
"Tapi aku cuman becanda! Hahahaha," Toni langsung lari masuk ke rumah.
"Toniiiiiiiii!" teriak Bunga kesal.
 
Bunga tak mengejar Toni. Ia menutup pintu dan kemudian menguncinya.
 
"Aku juga suka kamu Toni," gumamnya.
Bunga tersenyum dan tampak sangat bahagia.

  
To be continue ...

4 comments:

Terimakasih telah berkomentar dengan baik dan sopan.

Adbox